NASA telah menemukan pasokan es di bawah tanah yang luas di Mars. Temuan itu diharapkan menjadi oase bagi penjelajah Mars pada masa depan.
Kunci untuk kelangsungan hidup pemukim masa depan Mars adalah pemanfaatan sumber daya yang ada di Planet Merah, sehingga perlunya penjelajah Mars mendarat di dekat sumber air yang dikenal adalah sebuah keniscayaan.
Air sendiri tidak hanya persyaratan untuk menjaga astronaut tetap hidup, tapi juga diperlukan untuk produksi bahan bakar dan akan mempertahankan pertanian di Mars.
“Deposit ini mungkin lebih mudah diakses daripada kebanyakan air es di Mars, karena pada lintang yang relatif rendah dan terletak di sebuah area yang datar dan mulus yang membuat pendaratan pesawat ruang angkasa akan lebih mudah daripada di beberapa daerah lain dengan es tersimpan,” kata Jack Holt dari University of Texas dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir situs Seeker, Senin, 28 November 2016.
Deposit itu ditemukan di bawah Utopia Planitia, dataran Mars tempat robot Viking 2 NASA mendarat pada 1976. Dengan menggunakan data dari radar orbiter Mars milik NASA, peneliti menemukan sepotong besar es dengan ketebalan 260-560 kaki (80-170 meter), lebih besar daripada Negara Bagian New Mexico. Deposit itu meliputi 50-85 persen air es yang dicampur dengan debu dan batu.
Utopia terletak di tengah antara kutub utara dan khatulistiwa Mars, tempat air es saat ini tidak dapat bertahan di permukaan. Diperkirakan es terakumulasi di lokasi itu ketika planet ini jauh lebih miring daripada sekarang.
“Deposit ini mungkin terbentuk saat hujan salju mengumpul menjadi lapisan es bercampur debu selama satu periode dalam sejarah Mars saat sumbu planet itu lebih miring daripada sekarang ini,” tutur Cassie Stuurman dari Institut Geofisika di University of Texas, Austin, sekaligus penulis utama penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Geophysical Research Letters tersebut.