Para ilmuwan mengatakan mereka menemukan alasan mengapa sebuah gunung es besar pecah dari salah satu gletser terbesar Antartika Barat tahun lalu dan mengapa hal ini mungkin bukan pertanda baik bagi masa depan kota-kota besar pesisir di dunia.
Perairan laut yang hangat tampaknya telah melelehkan Pine Island Glacier dari bawah sehingga menyebabkan celah di bawah permukaan dalam yang memisahkan es dari dalam ke luar, ujar para peneliti dari Ohio State University.
Keretakan sepanjang 20 mil akhirnya menerobos permukaan dan membelah sebuah gunung es seluas 225 mil persegi pada Juli 2015, menurut studi mereka yang dipublikasikan pada Senin, 28 November 2016, dalam jurnal Geophysical Research Letters.
Temuan mereka menawarkan bukti lebih lanjut bahwa sebagian besar dari lapisan es Antartika Barat bisa runtuh dalam beberapa dekade mendatang karena perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia dan kekuatan lain yang melemahkan gletser. Kejadian seperti itu akan memicu kenaikan permukaan laut dan banjir pesisir di seluruh dunia.
“Sesuatu yang sudah diterima bahwa pertanyaannya bukan lagi apakah lapisan es Antartika Barat akan mencair, tapi pertanyaannya adalah kapan,” ujar Ian Howat, penulis utama penelitian itu dan seorang profesor ilmu bumi di Ohio State, yang mengatakan dalam sebuah rilis berita, sebagaimana dikutip Mashable pada Selasa, 29 November 2016 .
“Perilaku keretakan ini menyediakan mekanisme lain untuk kemunduran cepat dari gletser tersebut, menambah probabilitas bahwa kita akan melihat runtuhnya secara signifikan dari Antartika Barat dalam kehidupan kita,” ujarnya.
Howat dan timnya dari Ohio State pertama kali melihat keretakan Pine Island saat mereka menganalisis gambar satelit Landsat 8 yang diambil sebelum gunung es itu terputus pada 2015. Gambar tersebut menunjukkan bukti keretakan, yang ditemukan para ilmuwan sudah mencapai hampir 20 mil pada 2013.
Perpecahan biasanya terbentuk pada bentang terluar yang tipis dari sebuah bongkahan es yang paling rentan. Tapi keretakan ini, khusus pada Pine Island, mulai dekat dengan pusat es, yang cenderung lebih kokoh.