Nyamuk malaria cenderung lebih tertarik menghisap darah penderita malaria. Sebuah penelitian hasil kolaborasi Universitas Stockholm, Institut Teknologi KTH, dan Universitas Ilmu Pertanian Swedia telah menemukan alasannya.
Seperti dikutip dariScienceDaily, Ingrid Faye dari Universitas Stockholm menjelaskan ketertarikan itu terkait molekul khusus. “Parasit yang terdapat pada pengidap malaria memproduksi sebuah molekul, yaitu HMBPP, yang menstimulasi sel darah merah pada manusia untuk menghasilkan lebih banyak karbon dioksida dan senyawa volatil dengan aroma yang menarik nyamuk malaria. Bau ini juga menyebabkan mereka menghisap darah lebih banyak,” kata dia.
Faye dan timnya menemukan bahwa nyamuk-nyamuk malaria tertarik dengan darah yang mengandung molekul HMBPP, bahkan dengan jumlah kandungan yang sedikit.
Semakin banyaknya nyamuk malaria yang menggigit darah pasien, semakin parah pula penyakit malaria yang diderita mereka. Ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah parasit dalam darah mereka setiap kali nyamuk menggigit. Dengan demikian, HMBPP berperan besar dalam bertambahnya jumlah parasit malaria di tubuh pasien.
“HMBPP adalah pemanggil nyamuk yang membantu penyebaran parasit malaria,” jelas Noushin Emami, salah satu anggota tim peneliti yang telah tiga tahun mengerjakan penelitian ini.
Sayangnya, hasil penelitian ini baru akan dipublikasikan pada edisi jurnal ‘Science’ mendatang. Hasil dari penelitian ini akan membuka jalan yang lebih lebar bagi para ilmuwan dan dokter untuk melawan malaria. Sementara itu, masyarakat bisa menghindari malaria dengan menggunakan pembasmi serangga atau pun jaring anti nyamuk untuk menghindari gigitan nyamuk malaria.