Berlin- Seorang menteri di kabinet Jerman dan wakil presiden Iran, tidak pernah menyangka bahwa jabat tangan sebagai tanda pengesahan perjanjian berujung pada kecaman dari kritikus di masing-masing negaranya.
Pekan lalu, Menteri Lingkungan Hidup Jerman Barbara Hendricks dan Menteri Lingkungan Hidup Iran yang juga menjabat sebagai wakil presiden, Massoumeh Ebtekar membahas perjanjian kerjasama di bidang lingkungan hidup.
Setelah selesai membahas perjanjian tersebut, Ebtekar yang mengenakan hijab dan Hendricks yang mengenakan stelan jas langsung berjabat tangan dengan erat sembari menggoyangnya.
Warga Iran mengecam Ebtekar karena berjabat tangan dengan Hendricks yang disangka seorang pria karena mengenakan jas dengan celana panjang serta potongan rambutnya yang pendek. Ebtekar telah melanggar hukum Islam dengan menjabat tangan pria.
Setelah ramai dibicarakan di dunia maya, melalui pernyataan di televisi nasional, akhirnya dijelaskan bahwa Hendricks merupakan wanita yang berperawakan seperti seorang pria.
Adapun Hendricks dihujani kecaman di negaranya disebabkan telah bersikap ramah dan bersahaja dengan seorang teroris. Dia dikritik oleh anggota parlemen dari partai koalisi pendukung pemerintah, Thomas Feist.
Petinggi partai Kristen Demokrat Jerman tersebut mengatakan Hendricks telah bergaul dengan teroris dan memintanya lebih berhati-hati dalam memilih mitra politik.
Bahkan media kenamaan Jerman, Bild Zeitung memberi judul peristiwa jabat tangan itu dengan memberi judul “God-mother of terror a guest in Berlin,” atau “Biangnya teroris menjadi tamu di Berlin.
Ebtekar dituding teroris disebabkan keterlibatannya saat terjadi penyanderaan terhadap 52 staf kedutaan besar Amerika Serikat di Iran pada tahun 1979. Ebtaker berperan penting dalam penyanderaan tersebut dengan menjadi penerjemah serta tertangkap kamera mengancam untuk membunuh para sandera.